Imlek Semarang: Akulturasi dan Tradisi Tuk Panjang

Rayakan Imlek di Semarang dengan tradisi tuk panjang yang unik, simbol akulturasi budaya dan kerukunan antarumat beragama.

Rayakan Imlek di Semarang dengan tradisi tuk panjang yang unik, simbol akulturasi budaya dan kerukunan antarumat beragama.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menyoroti Imlek sebagai momen spesial yang menggambarkan akulturasi budaya. Perayaan ini menjadi lambang toleransi dan kerukunan antarumat beragama yang kental.

Di Kota Lumpia, tradisi menyambut Imlek memiliki keunikan tersendiri, yaitu “tuk panjang”. Ini merupakan prosesi di mana meja panjang dihiasi berbagai hidangan untuk dinikmati bersama. Tradisi ini simbolisasi dari kebersamaan dan harapan baik di tahun baru Imlek 2575.

Keragaman Hidangan sebagai Simbol Akulturasi

Dalam “tuk panjang“, beragam hidangan disajikan, mulai dari kue keranjang kukus santan hingga nasi hainan. Tujuh jenis sayur hijau yang disajikan pun memiliki makna dan harapan tersendiri. Tak ketinggalan, lumpia dan aneka makanan lainnya menjadi bukti akulturasi budaya yang kaya.

Perayaan “tuk panjang” yang meriah setiap tahunnya di Semarang adalah bukti dari semangat kerukunan umat beragama. Acara ini mengundang keturunan Tionghoa, tokoh agama, dan warga sekitar untuk duduk bersama menikmati kebersamaan.

Filosofi Tuk Panjang

Akulturasi budaya yang tergambar dalam “tuk panjang” bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga filosofi. Makan bersama dalam tradisi ini mencerminkan keharmonisan dan toleransi antar etnis dan agama di Semarang.

Komunitas Pecinan dan Upaya Wujudkan Keharmonisan

Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis) berinisiatif mengangkat tradisi “tuk panjang” ke ruang publik. Tujuannya, agar tidak hanya masyarakat Tionghoa yang merayakan, tetapi seluruh elemen masyarakat bisa ikut serta menikmati kebersamaan dan kerukunan.

Perayaan Imlek di Semarang, dengan tradisi “tuk panjang”nya, adalah wujud nyata dari akulturasi budaya yang kaya. Ini adalah cerminan dari semangat toleransi dan kerukunan yang harus terus dipelihara. Semarang menunjukkan bahwa perbedaan bisa bersatu dalam sebuah tradisi yang meriah dan penuh makna.

Sumber: www.antaranews.com

Disbudpar: Tradisi perayaan Imlek di Semarang simbol toleransi

About The Author